Sabtu, 09 Juli 2011

KISAH SEBATANG POHON


MENUJU MANFAAT & NIKMAT

 

Ikhlas berbuat

Dengan penuh semangat

Apapun menghambat

Tak akan mengubah niat

Karena selalu ingat

Bahwa Allaah melihat

Insyaallaah manfaat

Dunia dan akhirat

 

KISAH SEBATANG POHON

 

Dari benih, muncullah batang pohon.

Batang pohon itu wajib memelihara dirinya agar kuat dan sehat.

Bila dia sudah merasa cukup kuat dan sehat, dia menumbuhkan cabang-cabang.

Maka Batang pohon harus memelihara cabang-cabang itu hingga kuat dan sehat.

Setelah itu, batang pohon menumbuhkan ranting-ranting dan daun. Maka batang pohong itu harus memelihara ranting-2 dan daun sehingga sehat dan kuat.

Setelah batang pohon mampu memelihara dirinya sendiri dan cabang-2 dan ranting-2 serta daun-2, maka dia siap memunculkan buah-buah nya. Si Batang pohon wajib memelihara buah-buah itu sampai menjadi masak dan siap dimanfaatkan oleh orang banyak.

 

Manusia lahir ke dunia, pertama-tama dia harus berusaha menyenangkan dirinya sendiri. Setelah merasa cukup lalu dia ber-istri/suami, maka dia harus berusaha menyenangkan pasangan hidupnya. Lalu, lahirlah anak-anak,

maka dia pun harus berusaha menyenangkan anak-anaknya itu. Setelah satu keluarga itu merasa cukup senang, maka dia harus berusaha melihat sekitarnya dan berusaha utk menyenangkan orang-orang di sekitarnya.

Demikian seterusnya sampai radius terjauh yang bisa dia jangkau.

Akhirnya:"Sebaik-baik manusia adalah yang paling besar manfaatnya bagi orang lain" (semoga solawat dan salam selalu tercurah kepada yang

menyampaikan kalimat ini).

 

INDIKATOR KEBENARAN

 

dear sobats sekalian,

setiap org merasa benar dgn apa yg dilakukannya, sehingga sering menimbulkan perselisihan bahkan perkelahian demi membela yg benar.

"maju tak gentar, membela yang benar".

lalu, muncul pertanyaan ttg "indikator kebenaran".

Seseorang menjelaskan sbb: Kebenaran itu ada beberapa tingkatan, dgn indikator seperti berikut ini.

Tingkat 1: aku senang dgn apa yg aku lakukan.

Tingkat 2: tingkat 1 + keluargaku senang.

Tingkat 3: tingkat 2 + masyarakat senang.

Tingkat 4: tingkat 3 + negaraku senang.

Tingkat 5: tingkat 4 + Tuhanku senang.

alangkah senangnya kita semua apabila semua org berusaha mencapai tingkat 5. Karena seluruh isi alam akan merasa senang dgn apa yang kita lakukan. Kita akan menjadi bermanfaat bagi seluruh alam.

Berarti kita "berhasil" meneladani Orang mulia yg menjadi rahmat  bagi seluruh alam. Semoga solawat & salam selalu tercurah kepada Beliau.

 

CERITA DARI BALIK AWAN

 

Konon, di alam sana, ada seseorang yang selalu menangis; sampai-sampai airmatanya menggenang bak film animasi Jepang.

Ketika ditanya kenapa? Ternyata dia sangat menyesali, kenapa sewaktu hidup di dunia dia sangat kurang ibadahnya.

“Ooooh andai aku tahu, akan kupenuhi waktuku dengan beribadah. Andai aku bisa kembali ke dunia” ratapnya.

 

Tidak jauh dari situ, seseorang menampari wajahnya sendiri sampai babak belur. Ditampar lagi . . ditampar . . dan ditampar lagi . . wajahnya sendiri. Menggambarkan penyesalan yang lebih hebat dari orang yang pertama di atas.

Ketika ditanya kenapa? Ternyata dia sangat menyesali, kenapa semasa hidupnya di dunia dia suka menolak nasihat orang lain tentang suatu kebenaran.

“Oooh andai aku suka bersilaturrahim dan saling menasihati tentang kebenaran, pastilah aku takkan se-menyesal ini” katanya.

 

Di dekatnya orang kedua di atas, ada seseorang yang menusuki telinganya sendiri dengan buluh bambu kecil sampai berdarah-darah dan bernanah. OOOhh . . . ternyata dia semasa hidup di dunia selalu menolak kebenaran. Hidupnya menjadi sia-sia, hanya menurutkan hawa nafsunya sendiri.

“Ooohhh . . . andaikan aku dulu tidak menolak kebenaran dan senang berbuat yang baik menurut tuntunanNya, sebagaimana teman-temanku yang shalih . . . .” rintihnya.

 

Di dekatnya lagi ada orang keempat yang perutnya dibelit rantai, lalu kedua ujung rantai ditarik sangat kuat hingga perut tadi tergencet mengecil sampai hampir putus. Sedemikian tragis nasibnya seolah tak kan ada akhirnya siksaan itu.

Kenapa demikian? Ternyata orang itu semasa hidup di dunia hanyalah memikirkan dirinya sendiri, tidak pernah memikirkan dan tidak mempedulikan orang lain.

 

Di akhir cerita, ada orang kelima yang selalu tersenyum tak ada habisnya. Kemana pun wajahnya menghadap, dia selalu tersenyum lebaar; menggambarkan kebahagian dan kelegaan yang luaarr biasa. Sulit digambarkan dengan kata-kata . . .

Dialah orang yang semasa hidupnya selalu berbuat baik dan saling menasihati dengan kebenaran dan kesabaran . . .

Dia selalu bersegera menuju ampunan Tuhannya dengan menahan amarah, mema’afkan orang lain, dan selalu berbuat kebajikan...

Semoga kita bisa berakhir seperti orang kelima di atas dengan selalu berusaha berbuat yang mendatangkan manfaat bagi sebanyak mungkin orang lain dan lingkungan kita, sesuai dengan keahlian kita masing-masing, aamiin . . .

Bagai sebatang pohon besaar yang berbuah lebat dan manis.

(semoga solawat dan salaam selalu terlimpah kpd pemilik uswatun hasanah dan khuluqin ‘adhiim)

 

PESAN KEBANGSAAN

Coba sebarkan kuisioner berikut ini kepada generasi muda kita dan simaklah hasilnya.

Apakah lambang negara kita ? (kunci: garuda pancasila)

Apakah bendera kita? (kunci: merah-putih)

Adakah di rumah anda, lambang negara kita?

Adakah di rumah anda, bendera negara kita?

Bisakah anda menyebutkan sila-2 Pancasila?

Apakah simbol sila ke-1 s/d ke-5?

Dimanakah letak Pancasila pada lambang negara kita?

Kalau ternyata hasilnya kurang baik, maka mari bersegera memasang dua simbol negara itu (Garuda Pancasila dan Bendera Merah-Putih) di rumah kita masing-2. Tanamkan benteng NKRI di dalam jiwa anak-2 kita.

 

 

AGAMA

 

Agama adalah syahadat (:ikrar) bahwa Laa ilaaha illallaah Muhammad rasulullaah.

Pelihara ikrar itu dengan melakukan shalat dan tegakkan shalat

dengan membayar zakat dan ber-infaq di jalanNya,

Sucikan diri dengan ber-puasa di bulan ramadan dan puasa sunnah bila mampu,

Sempurnakan kepasrahan diri dengan melaksanakan Haji bagi yang mampu.

 

Tegakkan shalat untuk mengingatKu, dan hanya dengan mengingatKu hatimu menjadi tenang, dengan hatimu yang tenang engkau bisa berpikir jernih dan berprestasi maksimal, dengan prestasi maksimal engkau akan bisa bermanfaat, karena bermanfaat engkau akan merasakan kemenangan, dengan kemenangan itu engkau akan merasakan kelegaan (:kebahagiaan).